KOMUNIKASI & BUDAYA

KOMUNIKASI

—WHO says WHAT in which CHANNEL to WHOM with what EFFECT – Harold D Laswell

Fungsi Komunikasi

  • Komunikasi memungkinkan anda mengumpulkan informasi tentang orang lain
  • Komunikasi menolong seseorang memenuhi kebutuhan interpersonalnya
  • Komunikasi membentuk identitas pribadi
  • Komunikasi mempengaruhi orang lain

Prinsip Komunikasi

  • Komunikasi merupakan proses dinamis—
  • Komunikasi merupakan simbol
  • Komunikasi merupakan kontekstual
  • Komunikasi merupakan refleksi diri
  • Komunikasi merupakan sesuatu yang dipelajari

—BUDAYA

Bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, merupakan bentuk jamak dr buddhi, yang berarti budi / akal. Kata culture / cultuur / colera (budi-daya) dalam arti sempit dapat berarti ‘mengerjakan, mengelola’

Budaya

  • Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan
  • Budaya adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia
  • Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat

Kebudayaan

—Hasil cipta, rasa, karsa, dan karya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

  • CIPTA, manusia mengembangkan kemampuan alam pikir yg menimbulkan ilmu pengetahuan
  • RASA, manusia menggunakan panca inderanya untuk merasakan sesuatu, hingga menimbulkan karya-karya seni
  • KARSA, manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemulian dan kebahagiaan sehingga berkembanglah kehidupan beragama
  • KARYA, manusia menghasilkan berbagai sarana untuk membantu kemudahan dalam hidupnya

—Manusia ber-Budaya

  • —Manusia sebagai makhluk sosial budaya
  • Manusia selalu berinteraksi dengan sesama
  • Manusia memiliki akal budi untuk menciptakan kebudayaan
  • Kebudayaan merupakan hasil pikiran manusia, yg digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
  • Kebudayaan berakar pada sudut pandang, pola pikir dan keadaan lingkungan masing-masing

Karakteristik Budaya

  • —Budaya bersifat abstrak
  • Budaya bukan bawaan dari lahir
  • Budaya selalu dipelajari dan berkembang
  • Budaya diturunkan dari generasi ke generasi
  • Dimiliki oleh individu atau kelompok, dan menjadi pembatas antara kelompok yang berbeda

Elemen (dasar) dari Budaya

  1. —Sejarah, budaya disebarkan dari generasi ke generasi dan melestarikan pandangan suatu budaya
  2. Agama, fungsi agama untuk mengkontrol sosial, penyelesaian konflik, penguatan kelompok solidaritas, penjelasan dari suatu yang sukar dijelaskan, dan dukungan emosional.
  3. Nilai, standart keinginan, kebaikan dan keindahan yang diartikan dari budaya yang berfungsi sebagai petunjuk dalam kehidupan sosial
  4. Organisasi Sosial, mewakili unit sosial yang beraneka-ragam yang terkandung dalam budaya
  5. Bahasa, bukan hanya sebagai sarana untuk berbagi pikiran, perasaan dan informasi, melainkan juga sebagai metode utama untuk menyebarkan budaya

—KOMUNIKASI & BUDAYA

—Budaya adalah komunikasi, dan —Komunikasi adalah budaya

—Manusia mempelajari budaya melalui kegiatan komunikasi, sedangkan pada saat yang sama komunikasi merupakan refleksi budaya tertentu

Komunikasi Antar Budaya dapat diartikan sebagai —seni untuk memahami dan dipahami oleh khalayak yang memiliki budaya lain. —Komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat dan kebiasaan. Komunikasi antarbudaya menunjuk pada suatu fenomena komunikasi dimana para pesertanya memiliki latar belakang budaya yang berbeda terlibat dalam suatu kontak antara satu dengan lainnya, baik secara langsung atau tidak langsung.

Pentingnya Pemahaman ttg Komunikasi Antar Budaya

  • —Interaksi keseharian kita melibatkan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang sosial budaya
  • Agar komunikasi berjalan dengan efektif, diperlukan usaha untk memahami makna pesan verbal dan pesan non verbal
  • Perlunya mempelajari nilai-nilai sosial budaya dari orang-orang yang berinteraksi dengan kita, sehingga kesalahpahaman dapat dihindari

Komunikasi Antar Budaya

  • —Memahami bgmn perbedaan latar belakang sosial budaya mempengaruhi praktik komunikasi
  • Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang muncul dalam komunikasi sosial budaya
  • Meningkatkan ketrampilan verbal dan non verbal dalam berkomunikasi
  • Menjadikan kita mampu berkomunikasi dengan efektif
Kita mampu berkomunikasi yang efektif, jika ada:
  • —Kemampuan memahami arti pesan verbal maupun non verbal
  • Kemampuan beradaptasi pada nilai sosial budaya yang relevan
  • Memahami nilai sosial budaya

Bacaan lanjutan :

  • —Komunikasi Lintas Budaya; Larry A.Samovar, Richard E.P, Edwin R.McDaniel. Salemba Humanika : 2010.
  • Komunikasi Antarbudaya; editor Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Rosda : 2009
  • Gatra-gatra Komunikasi Antarbudaya; Aloliliweri. Pustaka pelajar : 2001/2011
  • Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar; Elly M.S, Kama A.H, Ridwan E. Kencana : 2006 / 2011
  • Komunikasi Sosial Budaya; Suranto Aw. Graha Ilmu : 2010
  • Komunikasi Sosial Budaya; Suranto Aw. Graha Ilmu : 2010

KomGen : Kesetaraan Gender

Identitas Gender : definisi diri tentang seseorang, khususnya sebagai perempuan atau laki-laki, yang berinteraksi secara kompleks sebagai perempuan maupun laki-laki dengan berbagai karakteristik perilakunya yang dikembangkan sebagai hasil proses sosialisasinya

Identitas gender ini mulai berkembang pada saat seorang bayi berinteraksi dg orang-orang tertentu yang berada disekitarnya. Melalui interaksi dg anak sejak bayi, orang tua (keluarga) akan secara nyata disadari atau tidak, memiliki harapan-harapan yang berbeda bagi anak perempuan dan laki-laki. Perkembangan identitas gender sangat erat kaitannya dg aspek biologis, sehingga hal ini merupakan bagian yang esensial dari konsep diri individu. Kenyataan biologis yang membedakan 2 jenis kelamin melahirkan 2 teori besar :

  • Teori Nature menganggap bahwa perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang bersifat kodrati
  • Teori Nurture beranggapan perbedaan relasi gender laki-laki dan perempuan ditentukan oleh konstruksi di masyarakat

Identitas Gender = Identitas Peran Gender ??

Identitas peran gender menjelaskan sejauh mana seseorang menganggap dirinya sebagai feminim dan maskulin sebagaimana ditentukan oleh peran seksualnya. Pengertian feminitas dan maskulinitas bagi setiap orang tidak akan sama

Konsep kesetaraan gender

Konsep kesetaraan gender ini memang merupakan suatu konsep yang sangat rumit dan mengundang kontroversial. Apa yang dimaksud dengan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki

  • Kesamaan hak dan kewajiban ?
  • Konsep mitra sejajar ?
  • Hak yang sama dalam melakukan aktualisasi diri, namun harus sesuai dengan kodrat masing-masing ?

Kesetaraan gender dapat juga berati adanya kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan dalam memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan dan keamanan nasional, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan

Kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dalam segala akses. Laki-laki dan perempuan memiliki akses berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk menggunakan sumber daya dan memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan.

Amatilah kondisi disekeliling anda, bagaimana wujud kesetaraan gender dari aspek :

  • Sosial budaya
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum dan Hamkam

Bacaan lanjutan :

  • Sillyman from Mars, Pitywoman from Venus : Allan & Barbara Pease
    Gender, Communication & Theories Analyses : 2006, Charlotte Krolokke & Anne Scott Sorensen – UK
  • Gender & Strategi Pengarus-Utamaannya Di Indonesia : 2008, Dr.Riant Nugroho
  • Analisis Gender dan Transformasi Sosial : 2003, Mansour Fakih
  • Diskriminasi Gender (Potret Perempuan Dalam Hegemoni Laki-laki) Suatu Tinjauan Filsafat Moral : 2004, Hastanti Widy N
  • Second Sex : Kehidupan Perempuan : 2003, Simone De Beauvoir
  • Posfeminis dan Cultural Studies, Ann Brook
  • Feminist Thought : Pengantar Paling Komprehensif Kepada Arus Utama Pemikiran Feminis : 2004, Rosemarie Putnam Tong
  • Feminisme, Feminitas, dan Budaya Populer : 2010, Joanne Hollows

KomGen : IDENTITAS – Gender

Identitas GENDER merujuk pada pengertian dan interpretasi yang kita miliki yang berhubungan dengan gambaran pribadi dan gambaran lain yang diharapkan dari seorang laki-laki dan perempuan (Ting – Toomey). Budaya memiliki peranan besar dalam menentukan identitas gender seorang individu. Budaya berpengaruh pada apa yang membentuk keindahan gender dan bagaimana hal itu ditampilkan diantara budaya.

Identitas gender merujuk pada cara budaya tertentu membedakan peranan maskulin dan feminim

  • Di AS, banyak perempuan muda mencoklatkan kulit mereka sebagai bagian dari perawatan kecantikan di musim panas. Sedangkan di Asia, kulit lebih gelap dianggap sebagai tanda status ekonomi yang lebih rendah dan paparan cahaya matahari sangat dihindari. Begitu pentingnya kulit yang lebih putih, kadang perempuan dan laki-laki menggunakan kosmetik pencerah kulit
  • Di Denmark, laki-laki lebih perduli mengenai berat badannya, daripada kaum perempuan. Di Denmark, perempuan lebih suka menggunakan baju longgar dan jarang menggunakan rok mini, sehingga menjadi seksi bukanlah hal utama bagi perempuan untuk menampilkan kecantikannya

Keluarga berperan awal dalam menentukan gender seorang individu. Sebaliknya, gender juga sangat menentukan bagaimana peran seorang individu dalam sebuah keluarga. Keluarga merupakan unit paling dasar dari pemerintahan. Sebagai komunitas pertama dimana setiap orang berhubungan dan otoritas pertama dimana seseorang belajar untuk hidup, keluarga membentuk nilai paling dasar suatu masyarakat (Charles Colton, abad ke-17)

Keluarga inti disebut juga sebagai keluarga dua generasi. Keluarga besar terdiri atas keluarga inti yang terkait berkumpul ke dalam sebuah unit domestik yang lebih besar

Peranan keluarga :

  1. Reproduksi
  2. Mengajarkan nilai ekonomi
  3. Sosialisasi
  4. Mengajarkan nilai dasar dan pola pikir
  5. Perkembangan identitas
  6. Pelatihan komunikasi

Gender & Keluarga

  • Diantara orang-orang yang mempengaruhi gender kita, orang tua merupakan faktor yang utama – Wood.
  • Bayi diberi nama sesuai dengan gender, diberi baju atau warna baju yang sesuai dengan gender, diajak berbicara sesuai dengan gender – Robbins.
  • Ann Oakley – 4 cara sosialisasi gender pada masa anak2 dan masa pertumbuhan;
  1. Konsep anak tentang “diri sendiri”
  2. Pembedaan gender dilakukan melalui proses kanalisa meliputi pemberian bimbingan yang berbeda dalam mengenalkan objek bagi anak laki-laki dan anak perempuan
  3. Pengenalan gender sangat terkait dengan sebutan verbal
  4. Anak laki-laki dan perempuan dikondisikan dengan aktivitas yang berbeda

Gender & Keluarga di Indonesia

  • Patriarkhi
  • Anak laki-laki dididik menjadi mandiri, pekerja keras karena kelak akan menjadi tulang punggung keluarga
  • Anak perempuan dididik menjadi lemah lembut, pandangan bahwa tugas perempuan adalah macak, masak, manak

Gender dan Keluarga di Asia Timur

  • Di Korea, Cina, Vietnam : Aliran Confucius membuat hanya laki-lakilah yang secara struktur anggota yang relevan dari suatu masyarakat dan menjadikan perempuan bergantung pada sosial
  • Kepercayaan bahwa faktor biologis dan kultural mempengaruhi perbedaan ini
  • Di Jepang : keinginan anak laki-laki dimanjakan dan diijinkan untuk sedikit tidak diatur, sedangkan anak perempuan diajarkan nilai-nilai yang berhubungan dengan perempuan Jepang yang rendah hati dan terhormat

Gender dan Keluarga di India

  • Kelahiran anak laki-laki lebih disukai di masyarakat India sejak dahulu. Seorang anak laki-laki dianggap menjamin kelangsungan generasi dan yang akan melaksanakan ritual terakhir ketika orang tuannya meninggal.
  • Anak laki-laki diberikan kebebasan untuk berekspresi dibandingkan anak perempuan, laki-laki didorong untuk berpartisipasi dalam festival dan aktivitas keagamaan sebagai cara untuk memperkenalkan mereka akan dunia spiritual, dan anak perempuan disuruh untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari.
  • Anak perempuan juga diharapkan untuk tumbuh menjadi istri yang baik yang memberikan dirinya untuk kesejahteraan suaminya melalui tindakannya dalam ritual keagamaan, tugas rumah tangga dan menjaga kesucian.

Gender dan Keluarga di Asia Selatan

  • Di Arab : menganggap bahwa laki-laki lebih kuat daripada perempuan, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara mental dan moral, oleh karena itu perempuan membutuhkan laki-laki untuk perlindungan dan bimbingan
  • Pakistan : Laki-laki lebih dihargai. Mereka bertindak sebagai kepala rumah tangga, pencari nafkah, pembuat keputusan dan pendisiplin
  • Iran : Perempuan menikah demi kehormatan keluarga. Perempuan harus memperhatikan perilaku mereka didepan umum dan secara langsung dijaga oleh kerabat laki-laki di luar rumah

Gender dan Keluarga di Amerika Latin

  • Di Meksiko; ayah memiliki peranan yang dominan, seorang ayahlah yang membuat setiap keputusan penting dan membuat standart disiplin, bahkan perkataannya tidak dapat dibantah
  • Di Spanyol; suami menganggap istrinya sebagai benteng keluarga, ia menganggapnya bahwa seolah-olah istrinya adalah orang suci. Ibu adalah sosok yang rela berkorban, kuat dan tekun

Gender dan Keluarga di daerah atau suku yang menganut sistem keluarga matriarkhi

  • Garis keturunan dari pihak ibu
  • Perempuan sebagai pewaris harta pusaka
  • Minangkabau merupakan penganut matriarkhi terbesar di dunia. Selain itu, ada pula Suku Indian, suku Navajo (AS) , suku Khasi (India), suka Nakhi (Tiongkok)

Bacaan lanjutan :

  • Gender, Communication & Theories Analyses : 2006, Charlotte Krolokke & Anne Scott Sorensen – UK
  • Gender & Strategi Pengarus-Utamaannya Di Indonesia : 2008, Dr.Riant Nugroho
  • Analisis Gender dan Transformasi Sosial : 2003, Mansour Fakih
  • Diskriminasi Gender (Potret Perempuan Dalam Hegemoni Laki-laki) Suatu Tinjauan Filsafat Moral : 2004, Hastanti Widy N
  • Second Sex : Kehidupan Perempuan : 2003, Simone De Beauvoir
  • Posfeminis dan Cultural Studies, Ann Brook
  • Feminist Thought : Pengantar Paling Komprehensif Kepada Arus Utama Pemikiran Feminis : 2004, Rosemarie Putnam Tong
  • Feminisme, Feminitas, dan Budaya Populer : 2010, Joanne Hollows
  • Komunikasi Lintas Budaya, Communication Between Cultures : 2010, Larry A. Samovar, Richard E.Porter, Edwin R. McDaniel

KomGen : Gender dalam Film Indonesia

FILM di Indonesia, menurut :

Krishna Sen

Dunia bagi kaum laki-laki, karena hampir semua aspek produksi, penyutradaraan, dan industri film di Indonesia dipegang oleh laki-laki, kecuali akting, wardrobe & make-up

Karl G.Heider – Antropolog, Indonesia Cinema : National Culture On Screen (1991)

Imaji perempuan dimanfaatkan untuk menjual film

Perempuan dipandang pasif

Misbach Yusan Biran

Kelemahan perempuan dalam kisah-kisah fiksi sebagai sebuah cerminan atas lemahnya perempuan di kehidupan nyata

JB Kristanto, artikel “Wajah Perempuan Dalam Film Indonesia”

Adanya gambaran umum tentang perfilman Indonesia antara tahun 1970-1990an, menyatakan bahwa perempuan lemah ini sebetulnya paling banyak didapati dalam film Indonesia

Terdapat satu pola pikir yang sama mengenai perempuan dalam film Indonesia, yaitu perempuan yang lemah dan menjadi korban, sehingga pantas untuk diberi simpati

KRISHNA SEN memandang film di Indonesia

Analisis terhadap film “Ayu dan Ayu” (1988) ;

perempuan cenderung memerankan tokoh yang memegang teguh pernikahan tunggal atau monogami

laki-laki sering digambarkan sebagai sosok yang sering berganti-ganti pasangan diluar pernikahan

dan ketika seorang perempuan melakukan hal yang diluar aturan tersebut, maka akan dianggap telah melakukan kegiatan prostitusi

perempuan juga dilukiskan sebagai tokoh yang pasif

à Ini sangat berkaitan dengan bagaimana keadaan etnografi Indonesia yang bertentangan dengan keadaan perempuan di negara barat

Ayat – Ayat Cinta (2008)

Sebuah film karya sutradara laki-laki; Hanung Bramantyo

Film ini menampilkan karakter Aisha (diperankan oleh Rianti R.Cartwright), sebagai tokoh utama perempuan yang kuat dan tegar. Aisha mampu menghadapi beberapa permasalahan rumah tangganya bersama Fahri (diperankan oleh Fedi Nuril). Namun pada akhirnya dia tetap memillih untuk terbelenggu pada kehidupan poligami àpenggambaran perempuan yang emosional, dan lemah terhadap kekuasaan patriarkhi.

Perempuan Berkalung Sorban

Film Perempuan Berkalung Sorban menampilkan karakter tokoh utama perempuan yang cantik, cerdas, kuat dan berani.

Namun pada film tersebut, karakter tokoh laki-laki masih ditampilkan dengan memiliki kekuatan tersendiri dalam pengambilan keputusan.

Pada bagian akhir konflik atau penyelesaian masalah, pembuat film juga menghadirkan kisah perempuan yang tidak mampu menentukan sendiri jalan hidupnya.

Kisah Anissa, menjadi gambaran dari perempuan yang terpaksa harus terbelenggu dalam kekuasaan tertentu, yaitu patriarkhi.

Perempuan dalam FILM Indonesia

Hal ini mengisyaratkan bahwa terdapat kecenderungan pada sutradara film Indonesia untuk menggunakan cara pandang yang sama terhadap gambaran perempuan di layar kaca dengan stereotipe perempuan yang telah melekat di masyarakat Indonesia.

Pada beberapa genre film Indonesia, perempuan ditempatkan sebagai peran tambahan belaka, sehingga imaji dan tindakan perempuan hanya membentuk sebagian kecil atau tidak penting keseluruhan naratif

Film bergenre laga (action) cenderung identik dengan laki-laki sebagai tokoh utamanya yang berperan menjadi pahlawan dan berjasa dalam menyelamatkan orang lain dari bahaya atau kejahatan.

Perempuan memiliki porsi diegesis yang cukup besar, dan diutamakan pada cerita-cerita cinta atau film bergenre drama. Film bergenre drama umumnya mengisahkan tentang cinta romantis dan keluarga, yang melibatkan bagaimana konstruksi perempuan yang dianggap lebih mengutamakan rasa emosional dibandingkan dengan laki-laki.

PERLAWANAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN TERHADAP BUDAYA PATRIARKHI DALAM FILM

Film karya sutradara perempuan; Nia Dinata : Arisan (2004), Berbagi Suami (2006), Perempuan Punya Cerita (Cerita Cibinong) (2008)

Film Arisan!, Berbagi Suami dan Perempuan Punya Cerita Cerita Cibinong, menampilkan bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh utama perempuan dalam film, terhadap budaya patriarkhi

Sutradara Nia Dinata cenderung menampilkan karakter tokoh utama perempuan dalam ketiga filmnya sebagai sosok perempuan yang mandiri, kuat, dan tegar mandiri menghadapi beberapa masalah yang dihadapkan pada mereka

Film Arisan!, Berbagi Suami dan Perempuan Punya Cerita Cerita Cibinong, menampilkan bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh utama perempuan dalam film, terhadap budaya patriarkhi

Sutradara Nia Dinata cenderung menampilkan karakter tokoh utama perempuan dalam ketiga filmnya sebagai sosok perempuan yang mandiri, kuat, dan tegar mandiri menghadapi beberapa masalah yang dihadapkan pada mereka

Kesempurnaan seorang perempuan tidak hanya diukur melalui ‘apakah dia mampu melahirkan atau tidak?’, melainkan perempuan juga memiliki peranan dan kemampuan yang sama dengan laki-laki. Perempuan juga mampu melakukan pekerjaan lain yang dapat dianggap setara dengan laki-laki

Pembuat film juga berusaha memberi gambaran tentang peluang pengambilan keputusan atau kendali kehidupan bagi perempuan, sebagai jalan untuk meraih kebahagiaannya masing-masing

Perempuan memiliki kesempatan untuk tidak terlibat dalam belenggu budaya patriarkhi, dan menentukan sendiri kehidupan yang ingin dipilihnya, tanpa ada tekanan dari kekuasaan tertentu, termasuk laki-laki.

PERSPEKTIF PEREMPUAN

Perspektif perempuan menjadi salah satu sudut pandang untuk dapat mengungkap permasalahan perempuan baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya

Nia Dinata sebagai pembuat film, berusaha mengemukakan kehidupan dan permasalahan perempuan di Indonesia dengan menggunakan sudut pandang sutradara perempuan

Menggunakan cara pandang yang sering kali dipengaruhi oleh aliran kritis dan feminisme

Berusaha mematahkan streotipe yang telah merugikan perempuan, yang selama ini telah melekat pada masyarakat Indonesia

Mengungkap adanya akses-akses atau peluang yang dimiliki perempuan untuk menentukan kebahagiaannya sendiri. Memperkecil adanya perbedaan yang selama ini telah dilekatkan kepada perempuan dan laki-laki, dengan cara memperjuangkan adanya kesetaraan diantara keduanya

PERLAWANAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN TERHADAP BUDAYA PATRIARKHI DALAM FILM

Persamaan tema dan ide cerita dalam film Arisan!, Berbagi Suami, dan Perempuan Punya Cerita Cerita Cibinong menunjukkan bahwa Nia Dinata, sebagai seorang sutradara dan sekaligus menjadi author atau pengarang dari filmnya, memiliki perhatian khusus terhadap isu tentang perempuan

Ada pernyataan budaya baru yang terkait dengan stereotipe perempuan Indonesia. Perempuan tidak hanya berada dibelakang laki-laki, tapi dapat setara dengan laki-laki. Perempuan berperan sebagai subyek dalam kehidupannya sendiri.

PERLAWANAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN TERHADAP BUDAYA PATRIARKHI DALAM FILM

Film Arisan!, Berbagi Suami dan Perempuan Punya Cerita Cerita Cibinong berperan menyampaikan informasi, agar penonton menyadari dan memperhatikan realitas permasalahan perempuan yang ada sekitarnya.

Selanjutkan, pengetahuan terhadap adanya permasalahan tersebut akan dapat melahirkan keperdulian dan upaya-upaya yang dapat membantu mengatasi beragam permasalahan perempuan yang selama ini kurang mendapat perhatian dari publik

Kom & Gender : Feminisme

FEMINISME secara estimologis (bahasa latin) femmina yang berarti perempuan

Feminis adalah seseorang yang berpandangan bahwa perempuan mengalami penderitaan akibat diskriminasi terhadap jenis kelamin yang dimiliki serta mereka juga merasa kebutuhan spesifik, khas perempuan tidak dicukupi bahkan ditiadakan

Feminisme merupakan gerakan sosial yg terjadi di seluruh dunia

Gerakan sosial dipahami sebagai salah satu aktivitas sosial yang berupa tindakan kelompok tertentu yang berbentuk organisasi, berjumlah besar atau individu yang secara spesifik berfokus pada isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak atau mengkampanyekan suatu perubahan sosial

Feminisme menjadi gerakan perempuan yang menghendaki adanya perubahan radikal (dapat disebut sebagai revolusi) dalam bidang sosial, politik dan ekonomi sehingga berbagai kepentingan perempuan dapat difasilitasi dan dipenuhi seperti halnya laki-laki

Latar Belakang Feminisme

Ketidakadilan yang dialami perempuan memunculkan perhatian khusus dari beberapa kelompok tertentu, yaitu kaum feminis

Mereka berusaha untuk memperjuangkan keadilan yang diakibatkan oleh diskriminasi gender yang sering kali terjadi

Gerakan Feminisme Liberal

Abad XVIII, dipelopori oleh Mary Wollstonecraft

A Vindication of The Right of Women, sebuah karya klasik yang ditulisnya pada tahun 1792

Mary Wollstonecraft, Aphra Behn, dan penulis-penulis lain pada masa itu, menekankan bahwa wanita juga memiliki kapasitas akal budi, karena itu, mesti mempunyai hak-hak yang sama dengn laki-laki.

Wollstonecraft lebih jauh menegaskan, bahwa rendahnya intelektual wanita terjadi akibat kurangnya kualitas pendidikan yang dihasilkan di dalam kesempatan-kesempatan yang tidak merata

Gerakan feminisme liberal dapat berkembang semakin pesat, di Amerika perkembangan ini dikenal dengan istilah Women’s Liberation (Pembebasan Perempuan)

Pada abad XX munculnya karya Betty Friedan, Feminine Mistique (1963), yang menekankan pada peran ganda perempuan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai wanita karier, demikian juga halnya dengan laki-laki yang harus berperan dalam rumah tangga

Kaum liberal percaya bahwa kebebasan dan persaman berakar pada rasionalitas, dan “perempuan adalah makhluk rasional” juga – maka mereka menuntut hak yang sama seperti kaum laki-laki.

Gerakan Feminisme Radikal

Muncul sebagai reaksi atas seksisme di Barat tahun 60-an.

Bagi mereka penindasan perempuan berakar pada kaum laki-laki.

Penguasaan fisik perempuan oleh laki-laki itu adalah bentuk dasar penindasan

patriarki adalah sistem hirarki seksual dimana laki-laki memiliki kekuasaan superior dan privilege ekonomi à patriarki sbg akar dari segala penindasan

Karya Shulamith Firestone, The Dialectic of Sex (1976), memperlihatkan bahwa penindasan wanita itu memiliki dasar biologis, sebab wanita terikat pada proses-proses melahirkan dan membesarkan anak-anak, yang terus menerus menempatkan mereka pada posisi-posisi ketergantungan terhadap laki-laki untuk bertahan hidup

Firestone memiliki pandangan radikal, yaitu menghapuskan keluarga sebagai suatu hubungan kekuasaan yang merupakan penyebab ketidakadilan.

Salah satu usaha untuk memperbaiki posisi perempuan termasuk keluarga, yaitu dengan sikap perempuan sendiri yang harus menguasai dan mengatur fungsi reproduksi yang dimiliki.

Pandangan serupa diungkapkan oleh David Bouchier yang berpendapat bahwa sekali tubuh perempuan dikontrol, maka seluruh kehidupan perempuan itu akan dikendalikan

”Apabila mitos tentang orgasme vagian hilang, maka revolusi seksual sepenuhnya mungkin dapat diwujudkan, suatu revolusi yang membebaskan perempuan dari dominasi laki-laki. Jika perempuan tidak lagi membutuhkan laki-laki, mereka dapat bebas memilih bentuk heteroseksual yang mereka inginkan, menjadi biseksual, lesbian, atau membujang saja, yang kelak mewujudkan pembebasan perilaku seksual, menghapus kekangan keluarga monogami yang menjadi sumber kekuasaan patriarkhi itu (David Bouchier, 1983)

Feminisme radikal mempunyai kecenderungan antipati terhadap laki-laki, sehingga mereka berusaha memisahkan diri dari budaya patriarki dan membangun suatu budaya khas feminin yang disebut sisterhood

Martha Shelley dalam karyanya yang berjudul ”Notes of Radical Lesbian”, berpendapat bahwa lesbianisme merupakan sebuah jalan menuju kebebasan – kebebasan dari penindasan oleh laki-laki; permusuhan laki-laki terhadap lesbian diakibatkan oleh kemandirian lesbian

Gerakan Feminisme Sosialis

Di kalangan feminisme sosialis, baik patriarki maupun kelas, dianggap merupakan penindasan utama

“Pemusatan dan pengarahan kembali, oleh feminisme terhadap pendekatan histories Marxian ….. untuk memahami struktur penindasan wanita, terutama dalam kaitannya dengan struktur jenis kelamin, keluarga, dan hierarki pembagian kerja seksual (Eisenstein, 1979)”

Federick Engels pada tahun 1984 mengaitkan teori Marx dengan pandangannya tentang keluarga, melalui tulisannya Origins of family, Private Property an state (Asal Usul Keluarga, Kekayaan Pribadi dan Negara)

Menurut Engels subordinasi perempuan dimulai dengan terjadinya perkembangan milik pribadi, seiring dengan perubahan bentuk masyarakat termasuk keluarga

Marx dan Engels menawarkan solusi untuk membebaskan perempuan ;

  • Pertama dengan mengikut-sertakan perempuan di sektor publik, sehingga akan menjadikan produktif, dengan demikian diharapkan perempuan mempunyai posisi tawar menawar yang lebih kuat dalam relasinya dengan laki-laki.
  • Kedua, menghapuskan institusi keluarga, karena keluarga identik dengan kapitalisme yang mengeksploitasi perempuan yang identik dengan kaum ploretar. Sebagai gantinya adalah keluarga kolektif, dimana semua pekerjaan rumah dikerjakan secar kolektif pula

Gerakan feminisme tidak hanya berhenti pada adanya tiga pemikiran tersebut yang dijadikan sebagai landasan perjuangan, namun perkembangan gerakan feminisme masih berkembang pesat baik di Amerika sendiri sebagai bagian dari kultural radikal, lantas gerakan ini merambat ke Eropa, Kanada dan Australia yang selanjutnya kini telah menjadi gerakan global dan menggoncang negara dunia ketiga.

Secara kuantitatif, dampak feminisme memang nyata, karena dalam 20 tahun banyak terjadi perubahan dan perkembangan yang menyangkut nasib perempuan.

1975 PBB mengumumkan Inetrnational Decade of Women, terjadi beberapa peristiwa penting bagi kaum perempuan.

Kini, hampir setiap negara memiliki perundang-undangan anti diskriminasi, yang menguntungkan kaum perempuan

KAP : Membangun Hubungan Antar Pesona

Attraction Theory

Ketertarikan seseorang kepada orang lain, dapat disebabkan karena beberapa hal

1. Attractiveness ; daya tarik dari seseorang karena melihat pada fisik dan juga kepribadia

2. Proximity ; daya tarik dari seseorang karena adanya jarak (kedekatan).

  • Kedekatan geografis merupakan faktor utama yang dianggap paling menentukan daya tarik terhadap orang lain
  • Menurut Berscheid (1985) ; hubungan antara proksimitas fisik yg dekat dan daya tarik adalah hubungan terdokumentasikan paling baik, karena kita cenderung akan dekat dengan seseorang yg memiliki jarak lebih dekat, dan akan mengabaikan sifat-sifat orang lain tersebut yang kurang menyenangkan.
  • Adanya peluang untuk melakukan kegiatan komunikasi yang lebih sering

3. Similarity ; daya tarik dari seseorang karena memiliki kesamaan, menganggap orang lain itu setara dengan dirinya sendiri

  • Dalam sebuah penelitian mengenai pemilihan pasangan hidup, Buss (1985) menemukan bukti kuat bahwa pemilihan pasangan hidup memiliki kecenderungan untuk didasarkan pada kemiripan ; usia, pendidikan, latar belakang; ras, agama dan sosial, ekonomi, atau ciri-ciri psikologis, seperti halnya kemiripan terkuat bisa berupa sikap, pendapat dan pandangan terhadap dunia

Social Exchange Theory

  • Membangun sebuah hubungan antar persona yang didasarkan pada teori ekonomi ; Profits = Rewards – Costs ; seseorang membangun atau membentuk sebuah hubungan karena adaya orientasi untuk mendapatkan keuntungan.

Equity Theory

  • Membangun sebuah hubungan antar persona yang didasarkan pada kepentinga yang saling menguntungkan diantara keduanya.
  • Hubungan bisa bertahan jika masing-masing pihak saling memberi dan memperoleh keuntungan yang sepadan

5 Tahapan awal dalam membangun sebuah hubungan antar persona :

  1. Tahap memulai (initiating), merupakan usaha awalan bagi anda dalam membangun hubungan dengan orang lain. Percakapan dilakukan dengan sangat hati-hati dan bersifat sekilas. Contoh : Disaat anda sedang menunggu kereta api datang di sebuah stasiun, anda duduk disebelah seorang ibu dan anda memulai mengajaknya berbicara “sedang menunggu kereta apa bu?”
  2. Tahap penjajagan (experimenting), merupakan fase dimana anda berusaha mencoba berbicara dengan seseorang dan ingin mengetahui identitasnya. Pada tahap ini, anda bisa lebih mengenal orang lain, mengetahui apa persamaan atau perbedaan dengan kita. Contoh : Anda sebagai seorang mahasiswa baru yang berkumpul dalam sebuah kelas, anda berusaha mengajak berbicara orang disebelah anda dan ingin mengenalnya lebih jauh, “nama kamu siapa? kamu berasal dari sekolah mana? nanti kamu ingin ikut ukm apa?”
  3. Tahap penggiatan (intensifying), merupakan tahapan dimana sudah terlihat adanya hubungan yang akrab antara anda dengan orang lain. Adanya usaha untuk berbagi informasi yang pribadi. Ada perubahan perilaku yang terjadi melalui perilaku komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Contoh : Anda mempunyai teman dikelas yang baru, setiap jam istirahat kuliah anda pergi ke kantin dengannya. Anda sering berbagi cerita tentang kegemaran dan minat, serta kegiatan bersama yang dilakukan di bangku kuliah
  4. Tahap pengintegrasian (integrating), merupakan sebuah tahapan yang lebih intim lagi antara anda dengan orang lain. Anda telah mulai menganggap bahwa orang lain tersebut adalah pasangan anda. Keduanya aktif memupuk minat, sikap dan kualitas yang dianggap setara atau sama. Keduanya telah lebih terbuka pada aspek kepribadian masing-masing. Ada perhatian dan perlakuan khusus yang anda berikan kepada sahabat atau pacar
  5. Tahap pengikatan (bonding), merupakan tahapan yang lebih formal dan ritualistik. Tahapan pengikatan ini terjadi dalam bentuk pertunangan atau pernikahan. Adanya kesepakatan antara kedua belah pihak untuk saling menerima sesuai dengan ketentuan hukum dan norma yang mengatur hubungan tersebut. Selain itu terdapat dukungan dari lembaga sosial atau masyarakat terhadap hubungan tersebut

KAP : Pesan Verbal & Non Verbal

PESAN VERBAL

Semua jenis simbol yang menggunakan 1 kata atau lebih

BAHASA –> sistem kode verbal ; seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan & dipahami suatu komunitas

Bahasa

  • Definisi fungsional –> melihat bahasa dari segi fungsinya, bahasa diartikan sebagai “alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan” –> ada kesepakatan diantara anggota kelompok sosial yang menggunakannya
  • Secara formal –> bahasa sebagai semua kalimat yg terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa

Bahasa Verbal : sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita –> kata-kata yg mempresentasikan berbagai aspek realitas individual kita.

Fungsi bahasa yg mendasar adalah untuk menamai orang, obyek atau peristiwa

Bahasa memiliki 3 fungsi (Larry L.Barker)

  • Penamaan (labeling) –> usaha untuk mengidentifikasi obyek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi
  • Interaksi –> menekankan pada berbagai gagasan & emosi, yang dapat mengundang simpati & pengertian, atau kemarahan & kebingungan
  • Transmisi informasi –> informasi dapat disampaikan kepada org lain – lintas waktu, karena dapat menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, sehingga memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita

Keterbatasan bahasa :

  • Batasan jumlah kata yg tersedia untuk mewakili objek
  • Kata-kata bersifat ambigu
  • Kata-kata mengandung bias budaya
  • Percampuradukan fakta, penafsiran dan penilaian

NON VERBAL

Semua isyarat yang bukan kata-kata

Larry A.Samovar dan Richard E.Porter “komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi …” –> mencakup perilaku yang sengaja ataupun tidak, sebagai bagian dr peristiwa komunikasi secara keseluruhan

Pesan non verbal sangat penting dalam kegiatan komunikasi

  • Faktor2 nonverbal sangat menentukan makna dlm kom.interpersonal
  • Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal drpd pesan verbal
  • Pesan nonverbal menyampaikan makna & maksud yang relatif bebas dari penipuan, distrosi & keracunan
  • Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yg sangat diperlukan utk mencapai komunikasi yg berkualitas tinggi à memberi informasi tambahan
  • Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yg lebih efisien dibandingkan dg pesan verbal
  • Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yg paling  tepat

Fungsi pesan non verbal (Mark L. Knapp) :

  • Repetisi : mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal
  • Substitusi : menggantikan lambang2 verbal
  • Kontradiksi : menolak pesan verbal atau memberikan makna yg lain terhadap pesan verbal
  • Komplemen : melengkapi & memperkaya makna pesan non verbal
  • Aksentuasi : menegaskan pesan verbal / menggaris-bawahi

Klasifikasi Pesan Nonverbal

  • Kinesik / gerak tubuh
  • Paralinguistik / suara
  • Proksemik / penggunaan ruangan personal dan sosial
  • Olfaksi / penciuman
  • Sensitivitas kulit
  • Faktor artifaktual

Sumber bacaan :

Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc ; PSIKOLOGI KOMUNIKASI : Remaja Rosdakarya Bandung

Deddy Mulya, MA, PhD ; ILMU KOMUNIKASI Suatu Pengantar : Remaja Rosdakarya Bandung

Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss ; HUMAN COMMUNICATION 1 : Remaja Rosdakarya Bandung

KOMUNIKASI & GENDER

Apakah Gender & Jenis Kelamin memiliki pengertian yang sama?

JENIS KELAMIN (Seks)

  • Pembedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan unsur biologis yg dimiliki
  • Manusia jenis laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, jakala, dan memproduksi sperma
  • Manusia jenis perempuan adalah manusia yang memiliki alat reproduksi, seperti rahim dan saluran utk melahirkan, memproduksi sel telur, memiliki vagina, dan memiliki alat utk menyusui

GENDER

  • Pembedaan laki-laki dan perempuan secara sosial kultural (mengacu pd unsur emosional dan kejiwaan)

Robert Stoller (1968)

Memisahkan pencirian manusia yang didasarkan pada pendefinisian yang berasal dari ciri-ciri budaya dan kultur

Ann Oakley (1972)

  • Gender berarti perbedaan yang bukan biologis dan bukan kodrat dari Tuhan
  • Pembedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial (melalui proses sosial dan kultural yang panjang)

Wacana GENDER mengemuka pada tahun 1977, ketika ada sekelompok kaum feminis di London tidak lagi memakai isu-isu tentang patriachal, mereka memilih memberi perhatian terhadap gender discourse à muncul akibat banyaknya permasalahan ketidaksetaraan hubungan antara laki-laki dan perempuan, akibat dari konstruksi scr sosial budaya, dan bukan scr biologis

 

Pandangan para FILSUF terhadap Gender

PLATO

  • Perempuan secara kodrat memang lebih lemah dibandingkan dg laki-laki, tetapi bukan berarti semua hal hanya ditujukan kepada laki-laki. Perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki untuk pendidikan, baik itu dibidang filsafat (termasuk pendidikan moral), musik, pengobatan dan seni
  • Perempuan juga berkesempatan untuk bekerja dibidang apapun, tak terkecuali sebagai tentara, karena tugas untuk menjaga keamanan polis adalah kewajiban semua warga polis, tmsk perempuan

ARISTOTELES

  • Pedidikan moral bagi anak laki-laki dan perempuan berbeda, terutama berkaitan dengan ukuran norma moral yang diberlakukan bagi laki-laki dan perempuan
  • Laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda dalam manajemen rumah tangga, laki-laki bertugas berusaha di luar rumah tangga, sedangkan perempuan bertugas melindungi apa yang dimiliki dalam rumah tangga

JOHN LOCKE

  • Pada dasarnya manusia dilahirkan setara, tidak ada yang mempunyai sesuatu lebih dari yang lainnya
  • Namun, Locke juga menjelaskan bahwa ada paternal power dalam lingkup sosialitas terkecil yaitu keluarga. Dalam keluarga ini lah peran ayah sangat menentukan, terutama jika dikaitkan dengan dokterin yg menyebutkan “The father of the family was Priest, as that he was Rules in his own Household”

 

J.S.MILL

  • Moralitas yang dilabelkan pada pada diri perempuan bukanlah hasil bawaan atau kodrati dari sifat feminim yang dimiliki, tetapi lebih merupakan hasil konstruksi sosial
  • Banyak anggapan dan kepercayaan umum yg sesungguhnya tidak bermanfaat yang menyebutkan bahwa laki-laki mempunyai hak untuk memerintah & memang layak utk memerintah, sementara itu perempuan mempunyai kewajiban utk mematuhi setiap perintah dan memang tidak layak utk memerintah

PSP : Teori dan Konsep Dasar Pers

PERS dan Pemerintah

  • Sistem PERS merupakan bagian atau subsistem dari sistem komunikasi. Sedangkan sistem komunikasi itu sendiri merupakan bagian dari suatu sistem sosial (sistem kemasyarakatan)
  • Oleh karena itu untuk mengetahui sistem pers kita tidak bisa lepas dari bentuk sistem sosial dan bentuk pemerintahan negara yang ada, dimana sistem pers itu berada dan berfungsi

Reflective Theory– John C.Merrill

  • Sistem pers merupakan pencerminan sistem politik yg ada di negara yg bersangkutan
  • bahwa sesungguhnya sistem pers merupakan pencerminan realitas hubungan antara pemerintah dan pers
  • Eksistensi sistem pers suatu negara tidak bisa dilepaskan dari sistem politik yg berlaku di negara tersebut

Sejarah Perkembangan PERS

Pada zaman pemerintahan C.Julius (100-44SM) di negara Romawi, dipancangkan beberapa papan tulis putih dilapangan terbuka ditempat rakyat berkumpul. Papan tulis itu disebut Forum Romanum itu berisi pengumuman-pengumuman resmi, laporan ttg hasil sidang-sidang senat dan keputusannya, serta hasil sidang rapat-rapat rakyat à alat propaganda pemerintah Romawi, yang memuat berita-berita mengenai peristiwa-peristiwa yg perlu diketahui oleh rakyat

Teori & Konsep Dasar PERS

Fred S.Siebert, Theodore Paterson, Wilbur Schramm – TEORI KLASIK mengenai hubungan pers dan pemerintah – Four Theories of the Press à melihat tentang bagaimana peranan pemerintah, peranan pers, dan masy menjadi sasaran dari hubungan pemerintah dengan pers tersebut

  • Teori Pers Otoriter (Authoritarian)
  • Teori Pers Liberal (Libertarian)
  • Teori Pers Komunis (Marxist)
  • Teori Tanggung Jawab Sosial

Teori Pers Otoriter

  • Teori otoriter merupakan sistem pers tertua
  • Lahir pada abad ke 15 – 16, pada masa bentuk pemerintahan bersifat otoriter (kerajaan absolut)
  • Pemerintah langsung menguasai dan mengawasi kegiatan media massa à kebebasan pers sangat bergantung pada kekuasaan mutlak seorang raja
  • Asumsi dasar falsafah ttg hubungan antara manusia, masyarakat dan negara
  • Manusia adalah bagian masyarakat. Manusia tdk dpt berdiri sendiri, dia harus hidup bermasyarakat. Kelompok lebih penting drpd individu. Negara adalah pusat segala kegiatan. Individu tdk penting, lebih penting kepentingan negara
  • Tujuannya : mendukung negara dan pemimpinnya
  • Perijinan dan sensor ada pada kekuasaan otokratis dan hukum
  • Tidak dibenarkan mengkritik atau mengancam struktur kekuasaan
  • Dimiliki oleh penguasa, partai dan swasta
  • Tokoh pelopor : Hobbes, Hegel, Marchiavelli
  • Contoh kini di negara Iran, Paraguay, Nigeria

Teori Pers Liberal

  • Berkembang pada abad 17 – 18
  • Sebagai akibat dari timbulnya revolusi industri dan perubahan besar pemikiran2 masy di Barat
  • Manusia pada dasarnya mempunyai hak-hak secara alamiah utk mengejar kebenaran dan mengembangkan potensinya apabila diberikan iklim kebebasan menyatakan pendapat
  • Pers memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk membantu manusia dalam usahanya mencari kebenaran
  • Menurut paham liberalisme, manusia pada hakikatnya dilahirkan sebagai makhluk bebas yang dikendalikan oleh ratio dan akalnya
  • Kebahagiaan & kesejahteraan individu merupakan tujuan dari dari manusia, masyarakat dan negara
  • Kebebasan pers dianggap sebagai tolak ukur dari kebebasan yg dimiliki oleh setiap manusia
  • Tujuannya : membantu menemukan kebenaran, menginformasikan, menafsirkan dan menghibur
  • Penentuan sendiri editorial dan pemisahan antara negara dan pers
  • Media dikontrol oleh pemilik didalam pasar bebas
  • Dimiliki oleh swasta
  • Tokoh pelopor : Lock, Milton, Mill, Adam Smith
  • Contoh kini di negara AS, Jepang, Jerman

Teori Pers Otoriter vs Liberal

  • Pemikiran aliran-aliran otoriter ditentang oleh kelompok baru – yg dikenal dg aliran liberal – krn dianggap merugikan kelompok masy ataupun anggota kelompok
  • Aliran ini muncul sbg reaksi thdp kesewenang-wenangan yg diberlakukan terhadap sistem otoriter
  • John C.Merrill, didunia ini sesungguhnya hanya ada 2 sistem pers, yaitu otoriter dan liberal

Perkembangan selanjutnya

  • Sistem Liberal dianggap sebagai reaksi dari sistem otoriter
  • Sistem Komunis dan Pertanggung jawaban sosial, merupakan reaksi dr sistem liberal yg dianggap terlalu banyak memberikan kebebasan kepada individu, sehingga (dianggap) lebih leluasa memberikan kritik kepada rezim yg berkuasa

Teori Pers Komunis

  • Berkembang dari awal abad 20, sebagai akibat dari sistem komunis di Uni Soviet
  • Media massa merupakan alat pemerintah (partai) dan bagian integral dari negara
  • Media massa harus tunduk pada perintah dan kontrol pemerintah atau partai
  • Fungsi pers komunis sbg alat untuk melakukan indoktrinasi massa atau pendidikan / bimbingan massa à propaganda
  • Tunduknya media massa pada partai komunis membawa arti yang lebih mendalam, yaitu sebagai alat dari partai komunis yang berkuasa
  • Kritik diijinkan dalam media massa, asalkan bukan melakukan kritik terhadap dasar ideologi
  • Tunduknya pers secara total kepada partai komunis ini membawa konsekwensi bahwa kebebasannya dibatasi untuk menerbitkan berita-berita atau pandangan-pandangan sendiri
  • Tujuannya : mendukung sistem pemerintahan komunis
  • Media tidak boleh mengkritik tujuan dan kebijakan partai
  • Media dikontrol oleh pemerintah komunis
  • Dimiliki oleh “rakyat”
  • Tokoh pelopor : Lenin, Marx, Stalin, Mao, Castro, Gorbachov
  • Contoh kini di negara Uni Soviet, RRC, Kuba

Teori Tanggung Jawab Sosial

  • Muncul pada permulaan abad ke-20, sbg protes terhadap kebebasan mutlat dari teori libertarian yang mengakibatkan kemerosotan moral pada masyarakat
  • Para ahli pikir ini berpendapat bahwa terhadap kebebasan yang telah dinikmati oleh pers di Amerika Serikat selama 2 abad lebih haruslah diadakan pembatasan-pembatasan atas dasar moral dan etika
  • Theodore Paterson ; mendasarkan pandangannya kepada suatu prinsip bahwa “kebebasan pers harus disertai dg kewajiban2, dan pers memiliki kewajiban utk bertanggung jwb pd masy”
  • Pers harus bertindak dan melakukan tugasnya sesuai dengan standart hukum tertentu
  • Tujuannya : menginformasikan, mendidik, membantu memajukan masy
  • Pers terbuka dan ada tanggung jwb sos
  • Media dikontrol oleh pendapat rakyat & tindakan konsumen, serta ada kode etik, dewan pers dll
  • Dimiliki oleh swasta, ada kemungkinan campur tangan pemerintah
  • Tokoh pelopor : praktisi – dalam proses
  • Contoh kini di negara Indonesia

Teori tanggungjawab sosial lahir karena beberapa hal, antara lain :

  • Revolusi teknologi dan industri yg mengakibatkan perubahan cara hidup manusia (American) dan hakikat pers itu sendiri
  • Adanya kritik tajam yg ditujukan kepada pers krn media massa makin berkembang, baik ukuran maupun isinya yg kadang2 dianggap sbg ancaman terselubung bagi kebijaksanaan peraturan yg dikeluarkan pemerintah
  • Adanya perkembangan profesi (spirit professi) dimana jurnalisme telah memukau pemikiran dan pendidikan manusia

Perkembangan teknologi melatarbelakangi teori tanggungjawab sosial

  • Teknologi menimbulkan lahirnya media massa yg dpt menjangkau khalayak yg lbh luas, cepat dan efisien
  • Industrialisasi disusul dg tumbuhnya iklan-iklan yg mensupport media cetak dan media elektronik
  • Urbanisasi mengakibatkan sirkulasi surat kabar lebih luas
  • Kemajuan pendidikan memperluas produk pemasaran pers, dan pers ada dimana-mana

Perkembangan Kritik thdp Pers Libertarian berupa tuduhan, bahwa :

  • Pers telah menggunakan kekuatannya yg mahabesar untuk mencapai tujuannya sendiri
  • Pers tunduk pada penguasa-penguasa besar, membiarkan para pemasang iklan mengontrol kebijaksanaan editorial dan isinya
  • Pers merintangi perubahan sosial
  • Pers sering menarik perhatian masy dg menyajikan berita2 yg bersifat sensasi
  • Pers membahayakan moral masy
  • Pers telah melanggar hak-hak individu
  • Pers dikontrol oleh suatu kelas sosio-ekonomi, khususnya “kelas pengusaha” sehingga jalan masuk ke bidang usaha ini tertutup bagi pendatang baru
  • Kritik-kritik tsb jg berlaku bagi majalah2 dan buku2 terutama yg berkenaan dg pornografi & penggambaran yg mendorong generasi muda melakukan tindakan kriminal

Teori Tanggung Jawab Sosial vs Teori Libertarian

  • Melayani sistem politik dg penyajian informasi, diskusi dan perdebatan thdp peristiwa-peristiwa yg terjadi di dlm masy
  • Memberi penerangan kpd masy sehingga mereka mampu mengatur diri sendiri
  • Melindungi hak2 individu dr campur tangan pemerintah dg berlaku sbg a watch dog
  • Melayani sistem ekonomi à media iklan
  • Memberi hiburan
  • Mengatur keuangan sendiri agar mampu membiayai keperluan sendiri shg dpt bebas dr tekanan2 kelompok kepentingan khusus

SISTEM PERBANDINGAN PERS

SISTEM

  • Satu kesatuan yang tersusun atas bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling bergantungan serta berhubungan satu sama lainnya, dan masing-masing komponen itu juga berdiri dan berfungsi sendiri, namun saling berkaitan demi tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan
  • Himpunan dari hubungan fungsional berbagai komponen yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output) melalui suatu proses menurut aturan dan saluran yang telah ditentukan

Ciri-ciri SISTEM

  • Berorientasi pada tujuan dengan perilakunya atau segala kegiatannya bertujuan
  • Menciptakan atau mencapai sesuatu yang berharga, sesuatu yang mempunyai nilai
  • Suatu perpaduan atau integrasi dari berbagai bagian atau komponen, semuanya merupakan kesatuan yang terpadu

PERS

terjemahan dari bhs Inggris PRESS

  • pengertian secara luas : pers mencakup semua media kom.massa; radio, televisi dan film yg berfungsi memancarkan / menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan seseorang atau kelompok kepada orang lain
  • pengertian secara sempit : pers hanya digolongkan pada produk-produk penerbitan yang melewati proses percetakan, seperti surat kabar harian, majalah mingguan, majalah tengah bulanan, dan sebagainya yg dikenal sebagai media cetak

Apa bedanya PERS dg JURNALISTIK

Jurnalistik à menunjuk pada proses kegiatannya

PERS à berhubungan dg medianya (payung dari kegiatan jurnalistik)

Jurnalistik PERS berarti proses kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat dan menyebarkan informasi melalui media pers berkala, kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.

Pers mempunyai 2 sisi kedudukan :

  • Pers sebagai medium komunikasi
  • Pers sebagai lembaga masyarakat / institusi sosial

PERS sebagai Medium Komunikasi

  • Dalam kerangka proses komunikasi, PERS berperan sebagai mediun (perantara) atau saluran (channel) bagi pernyataan-pernyataan umum yang oleh penyampaiannya ditujukan kepada penerima, yaitu khalayak
  • Pers membawa berita – laporan peristiwa atau kejadian berdasarkan fakta dan diperoleh secara jujur dan dapat dipertanggungjawabkan, serta memiliki news value
  • Pers membawa opini

PERS sebagai Institusi Sosial

  • Pers menjadi bagian integral dari masyarakat, dan bukan merupakan unsur yg asing dan terpisahkan daripadanya
  • Pers sebagai subsistem dari sistem sosial, selalu bergantung dan berkaitan erat dg masy dimana dia berada
  • Pers lahir utk memenuhi keperluan masy akan informasi secara terus menerus mengenaik kejadian-kejadian atau peristiwa peristiwa besar / kecil yg terjadi di dlm masy
  • Pers membutuhkan masy sbg sasaran penyebaran informasi atau pemberitaan

Peranan PERS

  • Di negara berkembang, peranan pers lebih dipandang sebagai media hiburan
  • Sedangkan di negara maju, peranan pers lebih menunjuk pada peran yg membangun, yaitu untuk memberi informasi, mendidik, dan menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan
  • PERS sebagai agent of change à membantu mempercepat proses peralihan masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern
  • Pers sbg agen perubahan sosial, memiliki beberapa tugas yang dpt dilakukan untuk menunjang pembangunan, sebagai salah satu tempat terjadinya pembaharuan dan perubahan sosial

 

Tanya kan pada diri anda masing-masing, apa peran pers bagi diri anda?

PERS

  • Pers dapat memperluas cakrawala pandangan
  • Pers dapat memusatkan perhatian khalayak dg pesan-pesan yg ditulisnya
  • Pers mampu menumbuhkan aspirasi
  • Pers mampu menciptakan suasana membangun

Fungsi PERS

  • Fungsi mendidik
  • Fungsi menghubungkan
  • Fungsi sbg penyalur dan pembentuk pendapat umum
  • Fungsi kontrol sosial

Fungsi Kontrol Sosial

Dalam konteks fungsi PERS, kontrol sosial à pemerintah

Mengawasi apakah pemerintah dan aparaturnya melaksanakan kebijaksanaannya sesuai dg yg ditetapkan

THE WATCH DOG OF THE PUBLIC INTEREST à membela kepentingan masyarakat

Dilihat dari sifatnya, kontrol bersifat preventif dan represif

  • Preventif, maksudnya usaha-usaha mencegah terjadinya gangguan2 pada keselarasan
  • Represif, berupa sanksi2 yg dijatuhkan kepada masyarakat yg menyimpang dr norma2 yg berlaku

Kontrol sosial yang dijalankan oleh pers lebih efektif dan efisien drpd yg dilakukan oleh DPR, sebab tdk terikat oleh waktu2 persidangan, dan kontrol sosial itu dapat dilakukan setiap waktu

Siapa yg dpt bertindak sbg the watch dog of the press? –>masyarakat sendiri, yg sadar akan fungsi sosial pers dan aturan permainan pers

« Older entries